Maka kata sahaja: „Djikaleu baik djahatpon, bijarlah bersama-sama kita bertiga, karena pekerdjaiin laoet ini barangkali karam itoe sekotji, karena terlaloe sarat, lagipon ombsk besar. Baba Hihat sendiri setengah-tengah perahoe penoeh ajar".
Maka katanja: „Sahaja berhoetangkah, takoet lari?”
Maka djawab sahaja: „Boekannja demikijan; djikalau ada kita bersama-sama dalam satoe perahoe, boekankah boleh kita bermoewafakat barang soewatoe hal baik djahat di laoet”. Hata maka tijadalah sahaja pandjangken perkatain antara sahaja dengan baba Ko An.
Kelakijan maka kapada sebelas hari boelan mocharam pada pagi sabtoe poekoel toedjoeh maka entji Riboet dan entji Boentalpon melangkahken perahoe, maka kaloewarlak dari Pahang bersaing dengan perahoe Trengganoe toedjoeh boewah, maka berlajarlah.
Maka adalah pada tatkala berlajar itoe hati sahaja tijada djoega lepas dari pada fikiran akan vegeri Pahang itoe. Maka apa djoega sebabnja boleh djadi demikijan itoe? Sangatlah miskin dan kasoenjian negeri itoe, karena dari dehoeloe kala termasjhoer namanja kapada segala negeri besar-besar. Semena-mena mendjadi ketjil dengan tijada dirampas oleh moesoeh dan tijada ditawan oleh negeri lain-lain.
Maka adalah pada sangka sahaja: boekanuja dari sebab perompak, karena belom pernah sahaja dengar chabar negeri besar-besar jang hilang pernijagainaja dan kakajaännja oleh sebab perompak; dan boekannja sebab tanahnja, karena negeri Pahang tanahnja terlaloe gemoek; dan boe-