Pergi ke kandungan

Laman:Kesah pelajaran Abdoellah.pdf/49

Daripada Wikisumber
Laman ini telah disahkan
45

bapanja serta dengan lalainja dari pada menahanken nafsoe anaknja, mendjadi bijasalah anaknja dalam nafsoe jang keras, sehingga berakarlah segala djenis kadjahatan itoe dalam hatinja. Maka kekallah ija dalam hal jang demikijan itoe, sehingga mengikoet bapanja itoe, maka adalah ditinggalkennja anaknja itoe di belakangnja saolah-olah saekor harimau jang menerkam segala ra'jatnja, tetapi djanganlah doeli jang dipertoewan berani meninggalken adat-adat itoe, karena ija telah toeroen menoeroen dari pada radja-radja jang dehoeloe kala adanja.

Maka pada pagi-pagi hari sampailah ka poelau Ridang, kemoedijan adalah kira-kira poekoel sepoeloeh maka toeroenlah riboet timoer laoet serta dengan hoedjannja, ombaknjapon besar. Maka dilajarken djoega, masok-masok ajar ka dalam perahoe, masing-masing berkain basah, semalam-malaman itoe berlajar. Maka setelah dekat di Sabak itoe, malam gelap, maka kalihatanlah anam toedjoeh boewah perahoe berlaboeh berkadjang. Setelah kalihatan itoe, maka masing-masingpon bersijaplah mengataken perahoe perompak, maka diisilah marijam ampat-ampat serta diboeboeh peloeroe, maka dipegang toenam di tangan, karena soedah berdekat terlaloe. Maka berterejaklah kawan, bertanja: „Perahoe dari mana ini?" Maka didjawabnja: „Sahaja kaloewar dari Kalantan hendak ka Selat.” Maka sahajapon berlajarlah.

Hata pada paginja sampailah di koewala Kalantan, maka berlaboehlah di sites. Maka kata entji Boental: „Mari! kita berbalik ka Sabak di tempat anak radja jang bernama tengkoe Tamana, karena ijalah jang boleh membawa kita kapada radja Kalantan itoe, di sini ijalah radja.”