Syair Bidasari
Penampilan
Syair Bidasari ialah sajak Melayu klasik bergenre romantik yang amat popular pada abad ke-18 dan ke-19. Tarikh teksnya dikarang dipercayai seawal 1750 Masihi.
Naskhah
[sunting]Pautan luar
[sunting]RAS Raffles Malay 07 Shair Bidasari [et al.]
Sebahagian daripada syair ini
[sunting]- Tersebutlah perkataan Bidasari,
- Setelah malam sudahlah hari,
- Bangunlah ia seorang diri,
- Makan dan minum barang yang digemari.
- Pergilah mandi Siti Bangsawan,
- Serta memakai bau-bauan,
- Lalu masuk ke dalam peraduan,
- Santap sirih di dalam puan.
- Bertemu sepah bekas dimakan,
- Diambil Siti dicampakkan,
- Dengan takutnya ia berfikirkan,
- Siapakah ini yang membuatkan.
- Jikalau manusia yang empunya,
- Nescaya aku dicabulinya,
- Jika ayahku datang adalah tandanya,
- Bertambahlah makanan yang dibawanya.
- Dilihatnya Siti tempat tidurnya,
- Tilam sedikit tersingkir alasnya,
- Sirih di puan salah aturannya,
- Bidasari masygul dengan takutnya.
- Ia pun duduk di atas geta,
- Sangatlah gundah rasanya cita,
- Seraya bertaburan air mata,
- Manakah tempat ia hendak dikata
Bahagian lain
- Dengarkan tuan suatu riwayat
- Raja di desa Negeri Kembayat
- Dikarang fakir dijadikan hikayat
- Supaya menjadi tamsil ibarat
- Ada raja suatu negeri,
- Sultan halifah akas bestari,
- Asalnya baginda raja yang bahari,
- Melimpah ngadil dagang senteri.
- Hairan orang empunya temasya,
- Baginda itulah raja perkasa,
- Sangat tiada merasai susah,
- Entah pada esok dan lusa.
- Seri sultan raja bestari,
- Setelah ia sudah beristeri,
- Beberapa bulan beberapa hari,
- Hamillah puteri permaisuri.
- Beberapa lamanya dalam kerajaan,
- Baginda duduk bersuka-sukaan,
- Datanglah beroleh kedukaan,
- Baginda meninggalkan takhta kerajaan.
- Datanglah kepada suatu masa,
- Melayanglah unggas dari angkasa,
- Unggas gurda sangat perkasa,
- Menjadi negeri rosak binasa.
- Datanglah menyambar suaranya bahana,
- Gemparlah sekalian mulia dan hina,
- Seisi negeri gundah-gelana,
- Membawa diri ke mana-mana.
- Baginda pun sedang dihadap orang,
- Mendengar gempar seperti perang,
- Bertitah baginda raja yang garang,
- "Gempar ini apakah kurang."