kan Allah Ta'ala atasku melainkan minta ampunlah aku padamu dan pi[n]ta safa'atmu lah akan aku lebih ampun dan maafmulah yang syalah aku itu sepenrintah-rintah salah atasku aku taubatlah sekali-kali daripada kerja yang salah lagi maka bayan pun kasihanlah hatinya maka kata bayan janganlah engkau berdukacita lagi akulah mebalikan engkau dengan suamimu itu sabarlah tuan dahulu menantikan panjang rambut tuan itu maka sukacitalah hati perempuan itu men[d]engar kata bayan itu maka duduklah ia serta memeliharakan bayan itu dengan sebenarnya hati beberapa lamanya maka rambutnya itu pun panjanglah maka bayan pun terbanglah mendapatkan saudagar maka bayan pun mmberi syalam akan saudagar tuannya maka disahut saudagar serta katanya hai unggas dari mana engkau ini maka kata bayan tiadakah tuan kenal hambalah bayan yang tuan peliharakan pada suatu hari hamba di dalam sangkaran maka datang seekor kucing ditangkapnya dikeluarkannya hati hamba lalu dimakannya maka kata saudagar dusta sekali engkau ini adakah yang sudah mati itu hidup pula maka kata bayan tiada tuan hamba sukur kepada Allah Ta'ala yang demikian itu akan isteri tuan hamba buangkan dengan tiada daya berdosa dan sekali-kali tiada daya membunuh hamba sekarang adalah pada kubur seorang masyaikh awliyaullah sehari-hari kerjanya menyapu kubur itu doanya minta ditunjukkan Allah Ta'ala kebenaran dirinya dengan berkat mustajab doa masyaikh inilah hamba dihidupkan Allah Ta'ala menyatakan kebenaran isteri tuan hamba itu setelah saudagar men[d]engar kata bayan itu demikian maka ia pun menangis serta ia menyapu-nyapu
Laman:Hikayat Bayan Budiman.djvu/11
Penampilan