47
satoe sampan, tetapi baba Ko An tinggal di darat djoega. Maka setelah pagi-pagi hari maka kalihatanlah orang melambai dari darat menjoeroehken berlajar ka koewala Kalantan. Maka segala orang jang di darat itoe di darat djoega berdjalan bersama-sama tengkoe Tamana itoe. Maka sahajapon memboekalah lajar laloe berlajar. Setelah sampai dekat di koewala , maka tiba-tiba berkedjar-kedjarlah datang seboewah sampan ada anam toedjoeh orang Tjina Haja sambil berterejak-terejak, katanja: „Ingat-ingat ada doewa boewah perahoe perompak di koewala Kalantan."
Setelah itoe maka apabila didengar itoe, maka terkedjoetlah, maka bersijaplah mengisi marijam dengan peloeroe. Setelah soedah sijap, maka orang Tjina itoepon sampailah ka perahoe. Setelah ija naik, maka ditoendjoekkennja doewa boewah perahoe itoe laloe toeroenlah ija ka sampannja. Maka sahaja sekalijan toedjoelah ka perahoe itoe. Setelah bertentanganlah dengan perahoe itoe, maka kalihatanlah apilannja terpampang. Maka ada saorang panglimanja berdiri serta memegang toembak hitam dan gemoek-gemoek orangnja. Maka sahaja lihat panglimanja itoe, maka misainja sebelah ditarohnja ka atas telinganja dan sebelah dililitkennja dibatang lehernja. Tetapi soedahlah sedija kawan sahaja memegang moerang serta dikibas-kibas menantiken perentah sahadja hendak dipasangnja marijam itoe. Maka perahoe itoepon mengangkatken toepangnja laloe berlajar ka barat sambil katanja: „Djikalau boekan perahoe ini datang kapada radja, akoe ambil. "Maka sebentar itoe djoega datanglah 'seboewah sampan hilir dari soengai ada toedjoeh delapan orang-orang radja hendak menjamboet perahoe sahaja itoe