Pergi ke kandungan

Laman:Kesah pelajaran Abdoellah.pdf/107

Daripada Wikisumber
Laman ini telah dibaca pruf

103

Allah jang telah mendjadiken segala tabiat baoea-baoewan itoe demikijan. Maka sebab itoelah ija menaroh limbahan dan djamban di bawah roemahnja bertentangan dengan tempatnja dijam dan tidoer, sopaja naik betoel meroewap boesoek itoe masok ka dalam oetaknja dan djangan menjimpang baoe itoe ka kiri ka kanan lagi. Maka sebab perboewatan jang demikijan itoelah ija tinggal sepandjang oemoernja dalam boesoek dan berbagai-bagai penjakit. Sebermoela djikalau kiranja sahaja tersalah sebab menegorken pekerdjaān itoe, sebab ija itoe adat toeroen menoeroen dari zaman poerbakala, melainken tinggallah djoega engkau menggeloemang dalam kakotoran itoe sampai anak tjoetjoe tjitjimoe adanja.

Sebermoela maka sebentar lagi poekoel anam petang bagitoe laloelah sampan poekat itoe berlajar. Maka sahaja sekalijanpon hendak berlajar bersama-sama, maka segala anak-anak perahoe kadoewa boewah itoepon meminta, katanja: „Tengkoe Tamana hendak melangkahken perahoe kita ini esok doewa tapak bajang-bajang, maka menantilah.”

Setelah sampai ka esokan hari adalah kira-kira poekoel sebelas laloe maka toeroenlah ija ka perahoe, maka sebentar-sebentar dioekoernja bajang-bajang itoe. Maka katanja: „Sebentar lagi”. Maka kata sahaja dengan Granpri: „Angin baik, tengkoe! djangan terboewang, boleh kita berlajar”. Maka apabila didengar oleh segala anak-anak perahoe perkataän sahaja kadoewa itoe, maka marahlah marika itoe sekalijan serta katanja: „Toewan-toewan! hendak berlajar, berlajarlah, tetapi sahaja semoewanja kalau belom dapat pelangkah jang baik tijadalah sahaja